WEBINAR PENGUATAN LITERASI MELALUI JEJARING PERPUSTAKAAN DIGITAL
Digitalisasi Perpustakaan saat ini menjadi aspek penting dalam perkembangan Perpustakaan, terutama di era pandemi saat ini. Pandemi memberikan jeda bagi Perpustakaan untuk melakukan pengelolaan digitalisasi terhadap koleksinya. “Proses digitalisasi bagi Perpustakaan adalah keniscayaan”, ujar Sekretaris Daerah DIY, yaitu Drs. R. Kadarmansa Baskara Aji pada acara webinar “Penguatan Literasi Melalui Jejaring Perpustakaan Digital”. Kamis (18/2/2021). Proses digitalisasi menjadi suatu kewajiban bagi perpustakaan. Terlebih lagi kepentingan-kepentingan pemustaka yang kian spesifik, sehingga perlu adanya kerjasama antar perpustakaan. Tidak ada lagi istilah “perpustakaan besar/eksklusif” karena perpustakaan di era sekarang harus saling bekerjasama dan bersifat inklusif (adil dalam melayani masyarakat).
Webinar Penguatan Literasi Melalui Jejaring Perpustakaan Digital menghadirkan tiga narasumber, Pertama, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yaitu Dr. Joko Santoso, M.Hum yang memaparkan bahwa kesejahteraan perpustakaan digital belum sepenuhnya merata ke berbagai perpustakaan yang ada di Indonesia, terutama untuk Perpustakaan Desa dan Sekolah. Selain itu, kendala dalam upaya kesejahteraan jejaring Perpustakaan Digital terletak pada konektivitas internet di berbagai wilayah yang kurang baik. Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia membentuk jaringan kerjasama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan juga Kementerian Sosial (Kemensos) untuk kerjasama berbasis TI dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Narasumber kedua, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Dra. Monika Nur Lastiyani, MM menuturkan bahwa Penguatan Literasi Melalui Perpustakaan Digital Berbasis Kearifan Lokal sudah mulai dilakukan oleh Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta. Penguatan literasi dilakukan dengan memperhatikan pemetaan, karakter, dan kearifan lokal di suatu wilayah, terutama untuk Perpustakaan Desa dan Sekolah. Penguatan literasinya berupa pemberian pemahaman terkait bagaimana mengakses informasi, akses ke perpustakaan dan ke perpustakaan digital. Hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2015. Dan juga program Sepatu Jolifa hadir sebagai bentuk kemudahan akses informasi bagi pemustaka dan saat ini sudah tergabung anggota sebanyak 39 perpustakaan yang ada di Yogyakarta. Selain itu, program DPAD DIY yaitu melakukan pendampingan akreditasi perpustakaan agar sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan. Sejauh ini, sudah lebih 10% perpustakaan di Daerah Istimewa Yogyakarya yang sudah Terakreditasi. Ketika perpustakaan sudah terakreditasi, perpustakaan dinilai telah mampu mensejahterakan masyarakat karena kemampuan perpustakaan dalam memberikan akses, konten/informasi dan juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.
Narasumber ketiga, yaitu Dosen Magister Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM, Ida Fajar Priyanto, MA, PhD. Beliau memaparkan bahwa “Literasi tidak hanya sekedar bisa membaca dan menulis, akan tetapi sampai pada tahap memahami dan mengaplikasikan pengetahuan”. Penguatan literasi pada masyarakat dapat dilakukan melalui pengenalan perpustakaan digital yang bisa diakses melalui search engine. Literasi tidak hanya berfokus agar pemustaka menjadi literate, akan tetapi pustakawannya pun demikian. Literasi dasar hingga literasi kompetensi dapat dibangun dengan adanya kolaborasi antar lembaga.
Humas Balai Yanpus